OJK Beberkan Tantangan bagi Fintech di Masa Depan
January 28, 2021Kepala group pengembangan keuangan digital kewenangan layanan keuangan (ojk). Triyono gani menjelaskan rintangan di depan yang akan ditemui oleh bidang fintech ialah bagaimana mempunyai manajemen sumber yang bagus.
“sudah pasti kita telah mempunyai cohesiveness. Sebagai rintangan di depan ialah manajemennya. Sehingga kita harus lakukan manajemen sumber agar dapat manfaatkan kemampuan yang kita rajut dengan cohesiveness. Dan pada akhirnya kita berkekuatan yang dapat teraktualisasi di pasar.” kata triyono dalam minggu fintech nasional 2020. Senin (16/11/2020).
Menurut dia dengan diselenggarakan minggu fintech nasional 2020 harus digunakan secara baik oleh seluruh stakeholder. Baik itu regulator. Pemerintahan. Dan beberapa aktor fintech. Dengan demikian. Fintech di indonesia dapat tumbuh lebih bagus kembali.
“ini ialah satu momen yang paling baik untuk kita lari cepat hingga kita dapat manfaatkan minggu fintech ini untuk kebaikan bersama.” katanya.
Karena faksinya selaku regulator dari ojk kerap hadapi satu keadaan di mana faksinya belum siap atau masih tentukan dan belajar pada arah mana peraturan yang perlu dibikin.
“saya individu ini kemungkinan untuk concern saya kebenaran di group pengembangan keuangan digital. Kami lagi belajar dan pelajari apa yang perlu kami aplikasikan arahnya ke mana dan peraturannya ke mana dan itu ialah rintangan yang paling berat.” ucapnya.
Oleh karenanya. Dia mengharap semua peraturan yang mengeluarkan dan ditetapkan tidak begitu ketat dan begitu kendur. Faksinya terus mengupayakan keluarkan peraturan yang bagus.
“kita berusaha untuk memformulasikan suatu hal secara pas. Kita dengan peraturan jangan overkill tetapi kandungannya peraturan itu harus cocok. Janganlah sampai peraturan ini begitu kendur jangan begitu ketat.” terangnya.
Dia juga mengetahui tentu ada trek off yang tidak dapat dilepaskan. Berarti ojk telah terlatih terkait dengan bidang yang paling teratur (regulated sector yang ditata).
Oleh karena itu. Dianya mengharap dari segi federasi fintech dapat belajar jadi self regulatory organization yang bagus. Supaya nantinya semua rintangan tersangkut peraturan dapat terselesaikan secara baik oleh beberapa aktor fintech di indonesia.
Komisioner kewenangan layanan keuangan (ojk). Nurhaida menjelaskan perusahaan financial technology (fintech) mempunyai bermacam macam. Dari beberapa cluster-nya. Perusahaan fintech berbentuk founding agen dipandang dapat menolong aktor usaha umkm untuk terhubung pembiayaan.
“fintech ini banyak tipikalnya yang dapat dipakai umkm.” kata nurhaida dalam dialog indonesia fintech summit 2020. Jakarta. Kamis. (12/11).
Nurhaida menjelaskan salah satunya keperluan umkm yakni likuiditas. Sekarang ini cukup banyak aktor usaha yang memerlukan dana fresh untuk modal usaha.
Dalam masalah ini. Kedatangan perusahaan fintech macam founding agen dapat menolong umkm untuk memperoleh akses pembiayaan. Tetapi pembiayaan itu bukan berawal dari perusahaan tersebut. Tetapi dari faksi lain yakni industri keuangan non bank (iknb) yang p2p lending untuk dapat memberi dana fresh berbentuk
“ia intermediasi dari yang pinjam dan peminjam. Umkm peminjam dan ada yang pinjamkan.” kata nurhaida.
Disamping itu. Umkm bisa juga memperoleh akses pembiayaan dari perusahaan fintech macam investasi ekuitas keramaian (equity crowdfunding). Akses pembiayaan dari cluster perusahaan fintech ini akan memberi kontribusi usaha umkm selanjutnya.
“ini akan ditingkatkan selanjutnya untuk membantu usaha umkm.” katanya.
Ada pula. Lebih nurhaida. Perusahaan fintech berbentuk akuntansi pajak (tax accounting) yang dapat menolong umkm dalam hitung pajak usaha.
Begitupun dengan perusahaan fintech yang lain beroperasi di sektor asuransi. Hingga banyak perusahaan fintech yang menjadi partner kerja aktor usaha umkm.
Ketua satuan tugas siaga investasi tongam l tobing bagikan panduan ke warga yang pengin memakai layanan utang online. Berikut ada 4 panduan yang seharusnya dikerjakan warga saat sebelum pinjam uang dari fintech.